PERBEDAAN BERAT BADAN AKSEPTOR SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMASI KAB. LUWU
Keywords:
KB Suntik, Berat Badan, AkseptorAbstract
Kontrasepsi suntik merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang populer di Indonesia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah peningkatan berat badan, amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting). Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya adalah peningkatan berat badan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik di wilayah kerja Puskesmas Lamasi Kab. Luwu tahun 2018. Desain penelitian analisis komparasi (paired sample), Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Accidental Sampling. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lamasi. Analisa data digunakan uji-t (paired sample t-test).
Hasil penelitian menunjukkan berat badan rata-rata sebelum menggunakan KB suntik adalah 52,64 kg dan sesudah menggunakan KB berat badan rata-rata 55,58 kg, dengan berat badan terendah 40 kg dan tertinggi 73 kg dengan nilai p value = 0,000 <?=0,05. Akseptor hendaknya memeperhatikan perubahan berat badan yang dialami sehingga tidak mengarah ke perubahan berat badan berlebih. Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yang lebih efektif lagi terhadap akseptor KB, dan juga dapat memberikan asuhan khususnya dalam pelayanan kontrasepsi secara profesional.